Founders pernah pakai aplikasi Vine? Aplikasi pelopor video pendek berdurasi 6 detik ini, diluncurkan pada Juni tahun 2012 oleh Rus Yusupov, Dom Hofmann and Colin Kroll.
Dalam waktu 6 bulan, Vine berhasil menduduki aplikasi nomor 1 di App Store, dan active usernya pernah menyentuh 200 juta pengguna. Tapi sayangnya, aplikasi ini gagal mempertahankan daya tarik dan popularitasnya.
Selama 4 tahun setelah didirikan, Vine tidak banyak memberikan perubahan besar, dan gagal untuk mendengarkan kebutuhan dan permintaan para kreator platform tersebut salah satunya untuk menambah durasi video yang lebih panjang daripada 6 detik. Sehingga aplikasi ini ini harus menghentikan operasionalnya tahun 2017.
So, mana yang lebih penting Product atau Customer?
Belajar dari kegagalan Vine kita belajar pentingnya memahami kebutuhan calon customer atau target market. Memahami kebutuhan target market menjadi aspek penting yang ditekankan agar produk dapat fit menjadi solusi dari kebutuhan.
Buku-buku yang banyak jadi rujukan para founder startup hampir pasti menekankan pentingnya hal ini, baik dengan istilah validasi problem atau customer development. Founders bisa pelajari lebih lanjut di buku buku seperti:
- Lean Startup, Eric Ries
- Running Lean, Ash Maurya
- The Four Steps to the Epiphany, Steve Blank
Memahami kebutuhan target market tidak selalu bisa didapatkan langsung dari mereka. Target market kita belum tentu tahu apa masalah dan kebutuhannya.
Apple menjadi contoh perusahaan yang sukses membangun produk inovatif dengan model product push. Mereka mengidentifikasi kebutuhan target market lalu dengan memanfaatkan kekuatan brand dan user base Apple yang besar dapat mengarahkan selera pasar.
Namun tidak semua bisnis punya privilege dan kapabilitas seperti Apple. Untuk bisnis yang mulai dari awal akan lebih baik jika memastikan kita sudah paham kebutuhan target market yang sebenarnya.
Referensi:
techcrunch.com
nbcnews.com
cnbinsights.com
forbes.com
upcutstudio.com