
Selama beberapa tahun terakhir, banyak startup berlomba mengejar status unicorn. Fokus mereka adalah pertumbuhan cepat dengan modal besar. Tapi strategi ini sering gagal. Burn rate yang tinggi, ketergantungan pada investor, dan pasar yang tidak pasti membuat banyak startup tumbang.
Karena itu, muncul cara pandang baru: berpikir seperti unta, bukan unicorn.
Berpikir Seperti Seekor Unta Bukan Unicorn

Startup unta adalah bisnis yang bisa bertahan di tengah kondisi sulit. Seperti unta yang mampu hidup tanpa air di gurun, startup ini bisa bertahan dengan sumber daya terbatas.
Pertama, fokus pada efisiensi & profitabilitas. Jadi bukan sekadar bakar uang demi pertumbuhan cepat, melainkan membangun bisnis yang mampu menghasilkan keuntungan jangka panjang.
Kedua, kemampuan beradaptasi dengan keadaan pasar. Tidak semua waktu ideal untuk ekspansi besar-besaran. Dengan demikian, penting untuk tahu kapan harus bertahan dan kapan saatnya agresif.
Bagaimana Cara Bangun Startup “Unta”?
Karena fokus utama startup unta bukanlah pada valuasi tinggi atau pertumbuhan instan, melainkan pada pertumbuhan seimbang, maka strategi yang dijalankan pun berbeda. Alih-alih mengejar angka semata, mereka menekankan pada keputusan jangka panjang dan kebutuhan customer.
Nah, untuk itu, berikut 5 cara membangun startup ‘unta’ yang tahan banting di segala situasi:
1. Tidak Bakar Uang Hanya untuk Menarik Customer
Startup unta tidak terjebak pada era “bakar uang”. Mereka tidak banyak memberi produk gratis atau subsidi. Sejak awal, mereka menyeimbangkan pertumbuhan dengan pendapatan melalui harga yang rasional.
Harga bukan penghalang pertumbuhan. Justru, harga yang sehat bisa membuktikan nilai tambah produk di pasar.
2. Ambil Keputusan Berorientasi Jangka Panjang
Menurut Matt Glotzbach, CEO Quizlet, ada dua faktor utama yang membuat perusahaan mampu bertahan:
- Model bisnis yang sustain, mampu mengakuisisi customer
- Investasi talenta yang mampu mendorong pertumbuhan
Startup ‘unta’ pun sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan jangka panjang, terutama dalam penggunaan modal bisnis, mulai dari marketing hingga perekrutan karyawan.
3. Hanya Mengumpulkan atau Mencari Pendanaan Jika Dibutuhkan
Startup ‘unta’ hanya mencari atau mengumpulkan pendanaan jika memang diperlukan. Dengan kata lain, fokus utama mereka adalah keberlanjutan, bukan sekadar pertumbuhan cepat.
Hasilnya, mereka tidak terjebak dalam siklus fundraising tanpa akhir dan tetap mampu menjaga kepemilikan bisnis dalam jangka panjang.
Bisnis yang kuat bukan soal valuasi, tapi soal ketahanan. Yuk, terapkan prinsip ‘startup unta’ mulai hari ini dan buktikan bisnismu bisa bertahan di segala situasi, Founders.