Dalam menjalankan bisnis, sangat mudah terjebak dalam rutinitas harian tanpa sempat mengevaluasi kondisi bisnis secara menyeluruh. Tanpa sistem yang jelas, kita ibarat menerbangkan pesawat tanpa dashboard yang menampilkan parameter penting—kita terbang buta. Inilah mengapa kita membutuhkan framework evaluasi bisnis yang dapat diandalkan.
Salah satu framework yang telah banyak membantu bisnis di seluruh dunia adalah Entrepreneurial Operating System (EOS), yang diperkenalkan oleh Gino Wickman dalam bukunya Traction. EOS bukan sekadar teori bisnis yang rumit, melainkan serangkaian alat praktis yang dapat diterapkan dalam keseharian untuk mengelola dan mengembangkan bisnis dengan lebih baik.
EOS berfokus pada enam komponen utama yang menjadi fondasi bisnis yang sehat: Vision, People, Data, Issues, Process, dan Traction. Dengan memperkuat keenam aspek ini, bisnis dapat berjalan lebih efisien dan tumbuh secara berkelanjutan.
1. Vision: Menentukan Arah yang Jelas
Visi bukan sekadar pernyataan tertulis, tetapi tentang memastikan seluruh tim memahami dan menginternalisasikan arah bisnis. Visi yang jelas akan membantu tim memfokuskan sumber daya pada hal yang paling penting dan memberikan panduan dalam pengambilan keputusan.
Contoh visi inspiratif:
- Amazon: Menjadi The Everything Store.
- SpaceX: Making Life Multiplanetary.
- Tokopedia: Democratizing Commerce.
Visi yang kuat tidak hanya memberikan arah yang jelas tetapi juga membantu dalam menyusun strategi bisnis, produk, dan pemasaran, serta menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang yang lebih konkret.
2. People: Menempatkan Orang yang Tepat di Posisi yang Tepat
Tim yang berkualitas adalah aset terpenting dalam bisnis. Menurut Verne Harnish dalam buku Scaling Up, konsekuensi dari salah merekrut bisa mencapai 15 kali lipat gaji tahunan karyawan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kita memiliki the right people in the right seats.
Netflix, misalnya, memiliki standar tinggi dalam rekrutmen. Mereka hanya merekrut individu terbaik dan memberikan kompensasi yang setara dengan nilai mereka. Selain itu, mereka mendorong komunikasi terbuka dan umpan balik yang membangun agar setiap orang dapat berkembang maksimal.
Bagaimana mengevaluasi apakah seseorang cocok dengan perannya? Lakukan* people analyzer* deng menggunakanan metode GWC (Get it, Want it, Capacity to do it):
- Get it: Apakah mereka memahami peran, tanggung jawab dan values perusahaan?
- Want it: Apakah mereka benar-benar menginginkan dan termotivasi menjalankan peran tersebut?
- Capacity to do it: Apakah mereka memiliki keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk melakukan tanggung jawabnya?
Jika salah satu aspek tidak terpenuhi, mungkin perlu dilakukan intervensi atau rotasi peran dalam tim.
3. Data: Menggunakan Angka untuk Pengambilan Keputusan
Tanpa data yang jelas, pengambilan keputusan sering kali dipengaruhi oleh asumsi dan ego pribadi. Oleh karena itu, bisnis harus memiliki metrik yang dapat diukur untuk mengevaluasi kinerja secara objektif.
Ada dua jenis metrik utama yang perlu diperhatikan:
- Lag Measurement: Indikator yang menunjukkan hasil dari aktivitas sebelumnya, seperti pendapatan dan laba bulan/tahun berjalan.
- Lead Measurement: Indikator yang dapat memprediksi hasil di masa depan, seperti jumlah prospek atau jumlah interaksi pelanggan.
Alih-alih hanya melihat revenue bulanan, lebih baik fokus pada lead measurement seperti jumlah prospek baru yang dihasilkan, karena hal ini membantu mengantisipasi pencapaian target ke depan. Buatlah dashboard sederhana yang terus diupdate secara konsisten untuk menjadi rujukan bagi semua anggota tim.
4. Issues: Mengidentifikasi dan Menyelesaikan Masalah
Setiap bisnis memiliki masalah, tetapi perbedaannya terletak pada bagaimana masalah tersebut diatasi. Banyak perusahaan gagal karena menghindari masalah atau menundanya hingga menjadi lebih besar. Kecenderungan menghindari masalah ini biasa terjadi karena keengganan manajemen untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan atas masalah tersebut.
Untuk menangani isu secara efektif, gunakan tiga langkah berikut:
- Identifikasi: Buat daftar semua masalah yang muncul tanpa menyalahkan pihak tertentu.
- Diskusi: Bahas masalah secara terbuka untuk mendapatkan berbagai perspektif dan solusi.
- Penyelesaian: Ambil keputusan terbaik, buat rencana tindak lanjut, dan pantau eksekusinya.
Bisnis yang sukses adalah bisnis yang berani menghadapi dan menyelesaikan masalah, bukan menghindarinya.
5. Process: Membangun Sistem yang Dapat Direplikasi
Bisnis yang ingin berkembang tidak boleh bergantung sepenuhnya pada pemiliknya. Proses yang terdokumentasi dengan baik akan memastikan bahwa operasional dapat berjalan lancar bahkan tanpa keterlibatan langsung dari pemilik bisnis.
Setiap pemilik bisnis pasti ingin agar bisnisnya scalable. Dua elemen utama dari bisnis yang scalable antara lain:
- Duplikasi: Setiap proses pembuatan produk/layanan harus dapat direplikasi oleh orang lain dengan hasil yang konsisten.
- Multiplikasi: Keseluruhan proses dalam bisnis harus bisa diperluas ke pasar atau area lain dengan standar sama tanpa kehilangan standar kualitas.
Contohnya, bisnis F&B yang ingin membuka cabang baru harus memiliki standar yang jelas mulai dari rasa makanan, strategi pemasaran, hingga operasional sehari-hari.
Dokumentasikan dan standarisasikan proses bisnis agar tim dapat bekerja lebih efisien dan bisnis lebih mudah berkembang. Mulai dari mendokumentasikan proses yang paling penting terlebih dahulu. Baru seiring berjalannya waktu kita masuk ke proses-proses lainnya.
6. Traction: Mewujudkan Visi Melalui Eksekusi yang Konsisten
Tanpa eksekusi yang disiplin, visi hanyalah mimpi. Dalam EOS, traction adalah tentang menerapkan visi melalui dua langkah utama:
1. Menetapkan Rocks (Prioritas Kuartal)
Rocks adalah prioritas utama yang harus dicapai dalam 90 hari ke depan. Konsep ini berasal dari First Things First karya Stephen Covey, yang mengajarkan bahwa kita harus menetapkan prioritas utama terlebih dahulu sebelum mengisi waktu dengan tugas-tugas kecil. Buatlah rocks yang kita tetapkan setiap kuartal untuk menciptakan fokus paling penting yang akan kita kerjakan saat ini. Lalu alokasikan perhatian, waktu, dan sumber daya terbaik pada rocks yang telah dipilih tersebut.
2. Menjaga Ritme Meeting yang Konsisten
Meeting yang terstruktur dengan baik dapat membantu tim tetap fokus dan akuntabel. Berikut beberapa jenis meeting yang disarankan:
- Meeting Pekanan: Meninjau progres target dan menyelesaikan isu harian.
- Meeting Kuartalan: Mengevaluasi pencapaian sebelumnya dan menetapkan prioritas baru untuk kuartal selanjutnya.
- Meeting Tahunan: Merancang strategi jangka panjang dan melakukan evaluasi menyeluruh.
Karakteristik meeting yang efektif:
- Tepat waktu dan memiliki agenda yang jelas.
- Fokus pada solusi, bukan menyalahkan.
- Memiliki tindak lanjut yang konkret.
Mulai Evaluasi Bisnis Anda dengan EOS
Dengan menerapkan Enam Komponen EOS—Vision, People, Data, Issues, Process, dan Traction—Kita dapat mengelola bisnis dengan lebih efektif dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Evaluasi yang terstruktur akan membantu ki mtaengenali gap dalam bisnis, dan dengan disiplin eksekusi, kita dapat memperbaiki kelemahan serta memaksimalkan potensi bisnis kita.
EOS bukan solusi instan, tetapi dengan konsistensi dan komitmen, bisnis Anda dapat berkembang lebih terarah dan berkelanjutan. 🚀