Dalam satu tim biasanya, berisi oleh berbagai macam usia dan generasi. Hal ini tentu memiliki sisi positif dan negatifnya. Salah satu sisi negatif dari memiliki tim yang beragam dari segi usia adalah miskomunikasi dan kesalahpahaman diantara mereka yang beresiko pada output dan performance tim.
Untuk mengatasi hal tersebut, Founders bisa menerapkan beberapa cara berikut untuk menjembatani gap generation diantara mereka.
1. Pahami Value Masing-Masing Generasi
Berusahalah untuk bersikap objektif, tanpa melihat sifat atau karakter seseorang berdasarkan generasinya. Ketahui nilai-nilai yang dianut pada setiap generasi, seperti:
- Baby Boomers (lahir 1946-1964) sangat menghargai stabilitas, kerja keras, dan pencapaian individu.
- Gen X (lahir 1965-1980) fleksibel, mandiri, suka dengan komunikasi yang jelas.
- Milenial (lahir 1981-1996) menyukai pekerjaan yang berarti bagi mereka, melek teknologi, fleksibel dan kemauan belajar yang tinggi.
- Gen Z (lahir 1997-2012) inklusif, melek teknologi, inovatif, kritis, menyukai komunikasi yang efisien serta mencari peluang untuk terus belajar.
2. Perhatikan Kebutuhan Antar generasi
Untuk memahami dan mencegah resiko konflik dalam tim di kemudian hari, penuhi tiga kebutuhan dasar berikut ini:
- Ingin Diakui: orang ingin diperhatikan dan merasa bebas mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi.
- Ingin Dihargai: orang ingin dihormati, mendapatkan pengakuan, dan dilibatkan dalam keputusan.
- Ingin Berkembang: orang ingin terus tumbuh, baik secara materi maupun pribadi.
3. Jangan Buat Asumsi Tentang Suatu Generasi
Ketika masalah muncul dalam lingkungan kerja, tak jarang muncul stereotip bahwa generasi Z misalnya lemah dan mudah tersinggung atau generasi X kaku dan tak bisa mengikuti perkembangan teknologi.
Maksimalkan masing-masing potensi dari masing-masing generasi tersebut, dan cari ide solutif untuk menjembatani kelemahan antargenerasi, agar saling mengisi satu sama lain.
4. Adaptasi Dengan Gaya Kerja Masing-Masing Generasi
Masing-masing generasi memiliki gaya kerja yang berbeda, misal saja gen Y atau gen Z lebih suka berkomunikasi atau mengirim pekerjaan dengan bantuan email atau whatsapp. Sedangkan gen x atau baby boomer, akan lebih cepat bila langsung berhadapan dengannya. Jadi perlu untuk mengetahui preferensi gaya kerja dari masing-masing generasi.
5. Dorong Kolaborasi Antar-Generasi
Untuk memperkuat hubungan dalam timi, seorang pemimpin harus mendorong kolaborasi antar-generasi dengan cara membangun tim proyek dari berbagai usia, memfasilitasi sharing knowledge dan mendorong dialog terbuka.