4 Kesalahan Founder Startup Saat Mencari Pendanaan

Bagikan artikel ini

Startup Funding | Gambar: Gerd Altman

Para founder startup sudah paham bahwa fundraising akan banyak menemukan berbagai penolakan, terlebih untuk startup di fase awal. Namun berbagai penolakan tersebut bisa kita perkecil probabilitasnya dengan beberapa intervensi, salah satunya menghindari beberapa kesalahan yang umum dilakukan oleh para founder saat fundraising. Berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi :  

Tidak Melakukan Riset Investor 

Setiap investor punya preferensi yang berbeda beda. Misal industri yang ingin dimasuki, geografis lokasi bisnis, besar investasi yang ingin diberikan, tingkat kematangan bisnis yang diincar, hingga aspek lain seperti social impact atau demografi founder. 

Riset Investor | Gambar: RDNE Stock Project

Riset terhadap calon investor yang ingin ditemui atau diincar akan bermanfaat untuk mengetahui apakah bisnis kita termasuk dalam karakteristik yang mereka cari. Hal ini dapat menghemat waktu dalam memfilter calon investor yang memang tidak sesuai dengan profile bisnis kita. Selain itu kita juga dapat mempersiapkan topik diskusi ketika bertemu dari informasi yang telah didapatkan di saat riset dilakukan. 

Valuasi Startup Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah 

Valuasi Startup | Gambar: Orlando

Valuasi startup di fase awal memang lebih ke seni dan negosiasi dibandingkan dengan formula rigit. Kita belum dapat menjustifikasi valuasi yang tepat dari historis performa keuangan karena bisnis fase awal kebanyakan belum memiliki data yang cukup.

Memang ada beberapa teknik valuasi seperti comparable, step up, atau VC method yang bisa sering digunakan oleh para VC. Namun itu semua tetap tidak bisa lepas dari faktor subjektivitas. 

Kita perlu untuk menetapkan range valuasi yang sesuai agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Mendapatkan deal investasi dengan valuasi tinggi bukan berarti selalu bagus. Karena bersama itu akan muncul ekspektasi agar valuasi bisnis terus bertambah terlebih jika melakukan fundraising selanjutnya adalah bagian dari milestone penting terdekat.

Jangan sampai valuasi tinggi menyebabkan kita harus menurunkan valuasi di round pendanaan selanjutnya karena performa bisnis yang ternyata tidak sesuai dengan valuasi yang telah ditetapkan. 

Valuasi terlalu rendah juga tidak bagus karena dapat menyebabkan delusi kepemilkan founder yang besar ketika ada investor baru masuk. Delusi kepemilikan yang terlampau besar dapat menurunkan motivasi founder terlalu dini di saat bisnisnya masih sangat membutuhkan kehadirannya. 

Oleh karena itu kita perlu menetapkan valuasi bisnis yang sesuai. Buatlah range yang berdasarkan penilaian kita tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu besar untuk calon investor. 

Tidak Siap dengan Data dan Metrics Bisnisnya 

Metrik Bisnis | ASPhotography

Investor sudah pasti akan banyak bertanya tentang performa bisnis kita. Untuk menjawab pertanyaan itu kita perlu paham bahkan hafal data dan metrics bisnis kita sendiri. Seorang founder yang tidak dapat menjawab pertanyaan seperti berapa revenue tahun lalu, seberapa besar gross margin, berapa lama runway, atau bagaimana pertumbuhan bisnis dari periode sebelumnya akan menimbulkan keraguan dari investor tentang fokus dan perhatiannya pada bisnisnya sendiri. 

Bekali diri dengan informasi tentang data dan metrics dari bisnis kita. Tidak perlu sampai sangat detail, yang penting data high level performa bisnis kita ketahui. Belajar juga tentang bagaimana memahami laporan keuangan supaya kita paham dengan istilah-istilah umum di dalamnya serta tidak kebingungan ketika ditanya mengenai performa keuangan bisnis. 

Tidak Menonjolkan Kekuatan Tim 

Teamwork | Gambar: Fauxels

Setiap investor ingin mendapatkan startup dengan tim yang bagus. Parameternya adalah mereka yang punya pengalaman, keahlian, dan jejaring di bidang yang akan dimasuki. Namun banyak founder ketika pitching ke investor kurang menekankan aspek tim dan lebih menekankan ke aspek fitur dari produk. Padahal fitur dan produk bisa berganti, tapi founding tim akan pondasi krusial dari sebuah startup.  

Jika tim kamu terdiri dari orang-orang dengan pengalaman, keahlian, jejaring, atau prestasi yang relevan dengan industri atau target market yang ingin dimasuki maka pastikan hal itu ada dalam pitch deck atau disampaikan saat bertemu investor. 

Diferensiasi Produk Tidak Meyakinkan 

Diferensiasi Produk | Gambar: Geralt

Investor yang aktif rata-rata melihat 750 lebih ide startup tiap tahunnya. Maka besar kemungkinan ide produkmu bukanlah yang pertama kali yang ditemui. Tidak masalah tidak menjadi yang pertama, tapi pastikan kita menjadi yang spesial karena punya nilai tambah atau diferensiasi yang kuat. Founder startup perlu mencari apa nilai tambah yang produknya miliki dan lebih unggul dibanding solusi di pasar saat ini. 

Nilai tambah dapat berupa kualitas yang jauh lebih bagus, cost yang jauh lebih murah sehingga margin lebih besar, inovasi produk dengan defensibilitas paten, penguasaan pasar yang kuat, atau pendekatan berbeda terhadap penyelesaian sebuah masalah. Kita perlu menemukan satu pembeda yang insightful dan kuat sehingga membuat investor melihat produk kita berbeda dibandingkan ide sejenis di luar sana. 

Semoga dengan mengetahui beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh para founder saat fundraising, kita dapat melakukan persiapan dengan lebih efektif. Pastikan kita sudah menyiapkan diri sebelum fundraising agar pembelajaran dari setiap pertemuan dengan investor menjadi lebih optimal. 

Artikel Lainnya