Founder memberi feedback kepada rekan kerja atau tim itu ada caranya lho. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Gallup (2023), 80% Karyawan yang menerima meaningfull feedback, merasa lebih termotivasi dan berkomitmen terhadap pekerjaanya.
Terus Gimana Cara Tau Feedback yang Diberi itu Meaningfull?
Dalam riset yang sama, Gallup meneliti beberapa karakteristik seperti apa meaningfull feedback dan meaningless feedback:
- Meaningful Feedback
- Pemberian penghargaan atas kinerja
- Mendorong kolaborasi antar tim
- Highlight prioritas dan tujuan perusahaan yang jadi fokus
- Membahas potensi dan kekuatan karyawan
- Meaningless Feedback
- Dominan membahas kelemahan dan kekurangan
- Bahasan tidak berkaitan dengan fokus prioritas perusahaan
3 Tipe Feedback yang Perlu Diketahui
- Positive feedback
Feedback yang bertujuan memberikan informasi kepada rekan kerja atas kinerja dan kontribusi positifnya serta ruang perbaikan ke depan.
- Constructive feedback
Bertujuan untuk mengatasi masalah kinerja, meningkatkan keterampilan, memperbaiki komunikasi, dan meningkatkan kolaborasi tim. Pendekatan yang dilakukan haruslah berorientasi pada solusi bukan pada individu itu sendiri.
- Continuous Feedback
Feedback yang rutin dilakukan dengan membangun komunikasi yang konsisten dilakukan. Salah satu tujuannya mengetahui progress perkembangan kinerja dari waktu ke waktu.
4 Framework yang bisa kamu pakai untuk beri feedback ke Tim Startupmu
- SBI Model
- (S)ituation: jelaskan konteks kejadian
Pak Iman: “Usman, dalam presentasi klien bulan lalu - (B)ehaviour: deskripsikan tindakan secara spesifik
Pak Iman: “Saya lihat, ada beberapa data yang keliru dalam pemaparan budget projeknya.” - (I)mpact: sampaikan dampak dari tindakan tersebut
Pak Iman: “Kekeliruan tersebut membuat tim kita kelihatan tidak siap dan kurang profesional.”
- (S)ituation: jelaskan konteks kejadian
- COIN Model
- (C)ontext: gambarkan situasi
Pak Iman: “Usman, penjelasan presentasi tadi kurang clear.” - (O)bservation: berikan pengamatan objektif
Pak Iman: “Saya alur presentasinya sulit dimengerti.” - (I)mpact: jelaskan efek dari tindakan
Pak Iman: “Akibatnya anggota tim sulit memahami materi presentasi.” - (N)ext steps: berikan saran untuk perbaikan
Pak Iman: “Saran saya kamu bisa review bahan presentasi terlebih dahulu sebelum membawanya ke rapat.”
- (C)ontext: gambarkan situasi
- GROW Model
- (G)oal: tentukan apa yang ingin dicapai
Pak Iman: “Usman, target kita adalah melakukan closing deal bisnis dengan lebih banyak ” - (R)eality: evaluasi situasi saat ini
Pak Iman: “Namun saat ini tim kita masih belum perform dalam menciptakan deal.”. - (O)ptions: diskusikan berbagai pilihan
Pak Iman: “Menurut kamu apa saja langkah yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kondisi ini?.” - (W)ill: Setelah opsi dipilih, maka tetapkan menjadi followup yang akan dilakukan
Pak Iman: “Kita mengepakati untuk mengambil opsi A yang akan kita lakukan di pekan ini dan kita lihat hasilnya seperti apa”
- (G)oal: tentukan apa yang ingin dicapai
- CEDAR Model
- (C)ontext: berikan latar belakang pemberian feedback
Pak Iman: “Usman, presentasi proyek bulan lalu kurang clear dan sistematis.” - (E)xample: berikan contoh situasi atau masalah
Pak Iman: “Misalnya saja pada slide 5 soal budget yang dibutuhkan, data-data tidak tersusun dengan baik.” - (D)iagnosis: berikan interpretasi dari situasi atau masalah
Pak Iman: “Saya merasa kamu perlu perbaiki susunan data terkait budget yang dibutuhkan. - (A)ction: beri rekomendasi atau saran
Pak Iman: “Saya sarankan buat outline yang lebih rinci, dengan data yang rapih agar lebih mudah dipahami.” - (R )eview: beri tenggat waktu untuk follow up
Pak Iman: “Mari sepakati bertemu lagi besok untuk melihat versi perbaikannya.”
- (C)ontext: berikan latar belakang pemberian feedback
Dari keempat framework feedback di atas, mana nih yang sudah Founder pakai untuk beri feedback ke timmu?
Referensi:
Gallup.com
Workleap.com
Managebetter.com
Linkedin.com