5 Strategi Marketing untuk Mencuri Hati Gen-Z 

Bagikan artikel ini

Gen-Z, generasi yang lahir dalam rentang tahun 1996-2009 menjadi generasi yang mencuri perhatian beberapa tahun belakangan. Tak hanya dalam perbincangan pada ranah sosial, tetapi juga bisnis dan marketing.

Di Indonesia berdasarkan data BPS 2023, seperti yang dilansir dari Kumparan.com,  jumlah penduduk Gen-Z saat ini mencapai 60 juta orang atau 22% dari total populasi Indonesia. Sebuah angka yang cukup menjanjikan bagi sebuah bisnis.

Tak mengejutkan apabila banyak brand yang berlomba-lomba untuk menarik perhatian generasi satu ini.  

Karakteristik Gen-Z dan Implikasinya pada Sebuah Bisnis

Karakter Gen-Z dalam Sebuah Bisnis
  • Dikenal sebagai generasi pragmatis dan realistis, sebagai konsumen, Gen-Z terbiasa untuk menggali informasi untuk sebuah produk atau layanan. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk adaptif membuat platform, produk, layanan serta pengalaman yang mampu menghubungkan konsumen dengan brand secara baik.
  • Sebagai generasi yang menitikberatkan konsumsi sebagai sarana ekspresi diri, Gen-Z memilih sebuah produk yang sesuai dengan persona dirinya. Sehingga perusahaan perlu membuat lebih banyak produk yang dipersonalisasi sesuai dengan karakteristik konsumen.
  • Gen-Z, terkenal akan daya kritisnya yang mana kemampuan ini dapat mempengaruhi perilaku konsumsi mereka terhadap suatu produk. Misal, dalam survei yang dilakukan dari Mckinsey tahun 2018, 65% responden Gen-Z mencari tahu asal-usul serta proses pembuatan produk yang akan dibeli. Bahkan 80% responden menolak membeli produk yang terkait pada skandal tertentu. Sehingga penting bagi perusahaan untuk menjaga brand image mereka untuk tetap berkelanjutan.

5 Strategi Marketing untuk Mencuri Hati Gen-Z

1. Jangan Jual Produk, tapi Tawarkan Value & Benefit

Value & Benefit Product | Foto: Base

Dalam membeli sebuah produk, Gen-Z lebih memperhatikan seberapa banyak benefit dan value yang didapatkannya. Penting untuk menempatkan brand kita sebagai partner konsumen yang menawarkan solusi masalah konsumen alih-alih hanya menjual produk.

2. Jadi Paling Unik untuk Menarik Perhatian

Susu Oatmilk | Foto: Oatside

Gen-Z dikenal sebagai generasi multitasker, tak mengherankan apabila attention spend mereka sangat cepat. Oleh karenanya, brand perlu menyesuaikan komunikasi serta value proposition secara singkat dan jelas. Hal ini mengurangi resiko kehilangan audiens dan sales. 

Misal saja seperti Oatside, susu oatmilk yang dinilai lebih sehat dan ramah lingkungan, memiliki packaging yang menarik Gen-Z karena memiliki corong yang memudahkan untuk minum dan terdapat ilustrasi animasi di kemasannya.

3. Manfaatkan Konten Video 

Konten edutaiment (Education & Entertainment) Tiktok | Foto: Tiktok.com

Konten dalam bentuk audio visual seperti video menjadi daya tarik besar generasi ini. Konten ini akan jauh lebih menarik bagi mereka. Terlebih jika dikemas dengan edukasi + entertainment atau sekarang dikenal sebagai edutainment.

4. Manfaatkan User Generated Content (UGC) 

Tiktok UGC | Foto: Tiktok

UGC bagi Gen-Z terasa lebih personal dibandingkan dengan konten atau promosi yang dibuat oleh brand. Karena Gen-Z pastinya menilai klaim-klaim sebuah produk yang dibahas UGC tidak dilebih-lebihkan.  

5. Bangun Kepercayaan Melalui Pengalaman Pelanggan 

Rating Product | Foto: Medium

Dengan produk yang solutif menyelesaikan masalahnya dapat menciptakan pengalaman berharga dan kepuasan mereka. Hal ini dapat memperkuat trust sebuah brand yang melahirkan loyalitas dan word of mouth.