Apa itu MVP?
MVP adalah versi paling sederhana dari solusi (produk atau layanan) yang sudah dapat menyelesaikan problem customer dan menunjukkan Unique Value Proposition kita. Untuk belajar tentang MVP salah satu contoh terbaik adalah dari pengalaman Flip dalam membangun produknya.
Flip dimulai dengan positioning sebagai solusi untuk transfer antar bank gratis. Biarpun kita telah menjelma menjadi platform layanan transfer dan pembayaran digital dengan funding terakhir IDR 1,5 triliun, namun mereka mengawali produk pertamanya dengan sebuah Google Form.
MVP adalah versi sederhana solusi
Yang namanya solusi maka tugasnya menyelesaikan masalah. Oleh karena itu kita perlu tahu apa masalah yang ingin dipecahkan. Mulai dari menentukan masalah yang ingin dipecahkan akan membantu dalam memilih solusi paling sederhana yang dapat dibuat untuk menyelesaikannya.
Flip telah menetapkan masalah yang ingin diselesaikan adalah transfer antar bank yang butuh biaya IDR 6.500. Hal ini menjadi hal yang merepotkan terutama untuk mahasiswa dan pelaku UKM dalam melakukan kegiatan transfer antar bank. Jika dalam 1 tahun seseorang harus melakukan 100x transfer, maka ia perlu mengeluarkan biaya hingga IDR 650.000. Ini biaya yang sangat besar bagi sebagian besar orang.
MVP adalah Solusi Awal, Bukan Prototype
Yang namanya solusi sudah harus dapat bekerja menyelesaikan masalah. Maka tidak bisa disebut MVP jika bentuknya masih belum konkret selesaikan masalah. Tidak termasuk MVP jika berupa wireframe, mockup, maket, brosur, atau prototype.
Setelah yakin dengan masalah yang ingin diselesaikan, Flip mencari versi paling sederhana dan bekerja. Mereka memutuskan menggunakan Google Form sebagai MVP nya dan bertugas untuk memvalidasi asumsi mereka terhadap market, masalah, hingga solusi.
Tugas MVP adalah Validasi dan Dapat Insight
Tugas utama MVP bukan menghasilkan revenue atau mendapat banyak customer. Tugas MVP adalah menunjukkan apakah asumsi founder terhadap market, problem, dan rancangan solusi mereka valid. MVP juga bertugas untuk mendapatkan insight dari customer. Interaksi customer dengan MVP akan menghasilkan banyak masukan untuk versi pengembangan produk selanjutnya.
Setelah rilis Google Form mereka mendapat respon positif dari banyak user mahasiswa dan UMKM. Dari sana Flip juga mendapat banyak insight untuk rencana pengembangan produk selanjutnya. Contoh : banyak orang tidak percaya jika rekening Flip adalah rekening personal bukan institusi, atau banyak orang yang kesulitan input Google Form jika harus transfer banyak transaksi. Ini adalah insight berharga untuk prioritas perbaikan ke depan.
MVP = Solusi + Revenue
Dalam kondisi ideal, MVP dapat digunakan juga untuk memvalidasi asumsi revenue stream dan pricing. Biarpun solusi belum ideal, namun saat ia sudah dapat membantu customer menyelesaikan masalah maka kita dapat menguji apakah solusi kita worth untuk dibayar pada harga tertentu.
Flip menguji revenue stream mereka dengan menetapkan batas transfer maksimal harian. Bagi user yang ingin transfer lebih dari batas maka perlu membayar biaya. Biarpun besarnya tetap lebih murah dibanding biaya transfer antar bank
What Next After MVP?
Setelah rilis MVP untuk beberapa waktu kita akan mendapat banyak insight:
- Apakah asumsi target market, problem, dan rancangan solusi kita valid?
- Apakah solusi dalam bentuk MVP kita telah mampu selesaikan masalah user?
- Apa saja prioritas rencana perbaikan produk/layanan ke depan?
- Apakah skema revenue stream dan pricing kita bekerja untuk customer?
Semua insight tersebut akan memudahkan kita melakukan langkah yang efektif dan optimal ke depan.